Gambaran Perang di Era Kuno
Artikel ini ditulis oleh Hannepin pada 16-03-2016
sumber: link
Yang sering kita bayangkan tentang perang masa lalu era Yunani Kuno, Macedonia, atau Romawi sebelum Medieval :
Sering digambarkan di novel atau televisi bahwa setiap perang pasukan langsung saling menyerbu. Gambaran di atas tidaklah akurat.
Catatan sejarah seringkali dituliskan orang pihak yang tidak berada di tempat kejadian. buruknya lagi seringkali kelengkapan sejarah baru ditambahkan pada periode waktu setelahnya sehingga akurasinya semakin berkurang. adapun fakta yang ada seringkali sekedar menyebutkan kemenangan A melawan B. Lalu disebutkan C dan D berjasa dengan perbuatannya.
Dengan data tersebut jalannya pertempuran direka-reka oleh ahli pencatatan lalu jadilah sumber sejarah. karena itu pergerakan lawan biasanya tampak bodoh dan tanpa motivasi karena memang digambarkan dari 1 sisi. Hanya sedikit seperti Caesar yang menuliskan dengan jelas bagaimana jalannya pertempuran dan itupun dari mata seorang komandan puncak, bukan dari sisi prajurit.
Jalannya pertempuran yang sebenarnya terjadi tidaklah seperti yang dilukiskan, digambarkan atau difilmkan oleh Hollywood. Menurut para ahli, tidak penuh dengan pria berani mati yang menyerang, melompat dan mengamuk hebat di tengah musuh, tetapi jauh lebih disiplin karena faktor takut akan keselamatan diri sendiri.
Kemungkinan besar seperti juga prajurit di masa kini,
prajurit di masa lalu pun sama. selalu mencari selamat, mencari perlindungan
rekan di sebelah dan menjauhi resiko kematian. Ketika perintah menyerang
diberikan maka kedua barisan yang berseteru akan berhadap-hadapan. Tidak
langsung adu gebuk melainkan tercipta tanah tidak bertuan diantara kedua
pasukan. sepanjang tombak atau senjata lainnya yang menjadi buffer yang belum dilewati.
kedua belah pihak saling bertatap mata, bersahut-sahutan dan melempar berbagai
senjata lempar yang dimiliki.
Tidak berlangsung lama, pemimpin grup seperti centurion/dekurion pada pasukan Romawi akan mengambil peran titik penting dimana mereka akan memimpin sekelompok orang untuk maju memecah barisan lawan, menimbulkan kekacauan, dan kembali ke barisan sebelum terjebak dalam kepungan lawan. Hal ini juga bertujuan untuk provokasi agar lawan menjadi marah dan balas menyerang tanpa disiplin.
Kedua belah pihak akan terus menerus mencoba mengeksploitasi barisan lawan dengan serangan-serangan kecil yang lambat laun akan menggambarkan pihak siapa yang lebih kuat. biasanya ketika ada sebagian barisan yang hancur maka bisa dilancarkan serangan frontal/charge dengan harapan lawan akan panik karena salah satu sisi barisannya kolaps sehingga memicu pelarian masal.
Apabila pelarian tidak terjadi dan celah barisan kembali tertutup maka akan terjadi tanah tidak bertuan baru dan siklus akan kembali berulang.
Sedangkan apabila pelarian terjadi maka pasukan lawan
tiba-tiba akan kekurangan man-power untuk adu dorong sehingga akan berat
sebelah sehingga pasukan yang bertahan akan tamat. Sebagian sisanya akan sukses
lari atau diburu kemudian.
Comments
Post a Comment